Jumat, 20 Mei 2016

Review : CRIMSON PEAK (2015)



JUDUL : CRIMSON PEAK
TAHUN : 2015
GENRE : HOROR
CAST : MIA WASIKOWSKA, TOM HIDDLESTON, JESSICA CHASTAIN, CHARLIE HUNNAM

Di Crimson Peak, Guillermo Del Toro berusaha menonjolkan unsur horor dengan setumpuk misteri yang membuat penonton memutar otak sedemikian rupa. Sehingga, siapapun yang menyaksikan Crimson Peak bakal merasakan sensasi sementara sebagai seorang detektif. Sangat efektif untuk horor berbau kegelapan berlatar settingan dimana masih ada kerajaan jaman dulu


 Mia Wasikowska sebagai wanita muda bernama Edith Cushing. Penampilannya tampak lusuh dengan luka di wajahnya sambil berbicara tentang hantu dalam bentuk narasi. Dari situ, kita sudah dijejali oleh unsur misteri sebagai pembuka film.Barulah alur mundur yang menunjukkan kemegahan Amerika di abad ke-19 ditampilkan dalam film ini. Sedikit demi sedikit, kita disuguhkan dengan keseharian Edith yang hanya hidup bersama ayahnya, sementara ibunya meninggal telah lama.


Edith selalu dihantui oleh penampakan makhluk mengerikan di rumahnya yang membuatnya ketakutan. Pada suatu ketika, hidupnya berubah setelah bertemu dengan Sir Thomas Sharpe (Tom Hiddleston) dan kakaknya, Lady Lucille Sharpe (Jessica Chastain).Di sisi lain, Edith berhubungan akrab dengan dokter keluarganya, Dr. Alan McMichael (Charlie Hunnam) yang memiliki minat terhadap hantu. Pada suatu hari, diketahui bahwa Thomas Sharpe jatuh cinta dengan Edith yang menimbulkan rasa curiga dari sang ayah terhadap kakak beradik itu.


Satu kejadian tak diinginkan pun menimpa Edith yang malah membuatnya semakin cinta dengan Thomas. Akhirnya, keduanya menikah dan tinggal di rumah tua yang memiliki sebutan Crimson Peak di Inggris.Ternyata, kakak Thomas, Lucille pun tinggal di tempat itu. Edith yang awalnya betah tinggal di dalam rumah barunya, pada akhirnya malah merasa tidak nyaman karena selalu diganggu oleh berbagai hantu.


Akan tetapi, sedikit demi sedikit pun ia juga tanpa sengaja mengungkap fakta mengerikan yang terjadi di dalam Crimson Peak. Sehingga, mau tak mau ia harus mempersiapkan dirinya agar tidak menjadi korban sia-sia di rumah barunya.


 Latar cerita era abad ke-19 di Eropa untuk sebuah film horor, belakangan ini jarang diminati oleh sineas Hollywood. Kebanyakan justru mengambil setting di era modern saat ini.  film ini menjadi satu peluang bagi sutradara Guillermo del Toro untuk menghidupkan kembali genre horor tersebut. Nama Del Toro tentu masih dianggap sebagai sutradara besar mengingat ia sempat mengarahkan film-film megah seperti Pacific Rim, Hellboy,Hellboy II: The Golden Army, dan Pan's Labyrinth.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar